|
Wednesday, September 22, 2004
a r t i c l e
Surat
untuk Presiden Baruku
Kepada Yang Terhormat
Bapak SBY
di tempat
Assalaamu'alaikum.
Apa kabar, Pak? Aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat
ini.
Bapak, namaku Faiz. Sekarang aku duduk di kelas III SD. Aku suka sekali
membaca dan menulis. Alhamdulillah aku sudah menerbitkan dua buku. Tahun
lalu aku mengirim surat pada Ibu Presiden. Kata orang suratku lucu. Ibu
Mega sempat juga membalasnya.
Bapak sayang, selamat ya sudah dipilih rakyat sebagai Presiden Indonesia
yang baru. Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg-degan. Soalnya
menjadi Presiden itu kan susah. PR-nya banyak sekali, lebih banyak dari
PR seluruh murid sekolah di dunia ini.
Aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak. Misalnya PR bagaimana membuat
rakyat tersenyum. Kan susah ya Pak. Kalau semua harga mahal, untuk
makan, berobat dan sekolah saja susah, bagaimana rakyat mau tersenyum?
Apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali. Kudengar di luar negeri banyak
tenaga kerja kita yang disiksa. Terus juga PR untuk membuat negeri kita
lebih aman. Agar jangan banyak orang jahat berkeliaran, apalagi bawa bom
segala. Kami takut sekali.
Kalau bisa nanti negeri kita tidak mendapat rangking I lagi untuk
korupsi. Sedih kalau ingat itu. Padahal teman-teman kecilku banyak yang
harus berjuang di jalanan. Padahal negeri kita kaya. Makanya aku harap
Bapak bisa peka dan tegas. Mimpiku sih ingin punya presiden yang dekat
sekali dengan rakyat. Tidak malu makan di warung, sering jalan ke tempat
kumuh, ngobrol dengan orang kecil seperti aku dan sering tersenyum.
Bapak yang ganteng dan pintar,
Betapa berat menjadi presiden yang tumbuh dari duka lara rakyat. Apalagi
rakyatnya selalu berharap terus seperti aku. Ya seperti yang Bapak
bilang, Bapak tak bisa berjuang sendirian, tapi bersama kita bisa! Aku
yakin itu!
Aku juga ingat kata Bunda, kalau kita menjadi orang baik dan punya hati
yang bersih, kita akan dicintai tidak hanya di bumi tapi juga di langit.
Makanya aku berdoa semoga nanti tak ada lagi airmata duka. Hanya ada
pelangi di mata kita. Seperti lagu yang sering Bapak nyanyikan itu
loh.
Selamat berjuang, Presiden baruku. Aku akan selalu mendoakan Bapak. Tapi
kalau Bapak salah, biarpun Bapak Presiden, Doktor dan Jendral berbadan
tegap, aku boleh menegur ya? Dan Bapak jangan marah ya, sebab itu aku
lakukan karena cinta.
Jakarta, 21 September 2004
Salam hormat
Abdurahman Faiz
Kelas III SDN 02 Cipayung, Jakarta Timur >
*Abdurahman Faiz, lahir 15 November 1995, adalah pemenang Lomba Menulis
Surat untuk Presiden tingkat nasional yang diadakan DKJ 2003. Penulis
buku kumpulan puisi: Untuk Bunda dan Dunia (DAR! Mizan 2004) dan Guru
Matahari (DAR! Mizan 2004) ini juga aktif di Forum Lingkar Pena Kids dan
sering diundang membacakan karyanya dalam berbagai forum.
published by: Monsieur RaKah @ 1:12:00 PM
"Tahukah kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari..." (Pramoedya Ananta Toer)
.: BrainStorming dari KITA, oleh KITA, dan untuk KITA :.
Previous post:
r i e n...
agama = baik...
the difference...
Buruan Cium Shafa...
Petuah Bijak...
Penjualan Buku di Sekolah...
Belanja Di Toko Kebahagiaan...
puisi kemerdekaan...
Mami, sex itu apa sih?...
Mengapa Berteriak?...
|
|
Post a Comment
<< Home